Rabu, 29 Januari 2014

POHON-POHON RINDU, sebuah novel

Judul : Pohon-Pohon Rindu
Pengarang : Dul Abdul Rahman
Penerbit : Diva Press (Yogyakarta)
Tahun Terbit : Juni 2009 (Cetakan Pertama)
Tebal : 352 halaman
ISBN : 979-963-791-0

POHON-POHON RINDU (Sebuah Novel)
Novel ini mengisahkan bagaimana mencintai lingkungan. Tersebutlah sepasang kekasih bernama Beddu Kamase dan Andi Masniar yang saling mencintai. Mereka meresmikan hubungan cinta mereka di sebuah bukit yang gersang bernama Bulu Paccing di Kabupaten Sinjai. Mereka berjanji akan menjaga hutan dan lingkungan. Mereka saling berjanji bila kelak mereka berpisah dan saling merindukan maka cukuplah mereka menatap pohon-pohon atau hutan. Karena di pohon-pohon itulah akan menjelma wajah kekasih, wajah mereka. Pohon-pohon memang adalah simbol cinta mereka. Namun takdir memang sudah menghitung pasti usia manusia. Pada suatu ketika Andi Masniar meninggal dunia. Betapa sedih hati Beddu Kamase atas kepergian perempuan yang ia sangat cintai. Ia pun bertekad untuk menjaga hutan dan pepohonan. Karena hutan dan pepohonan adalah kekasihnya.
Di novel Pohon-Pohon Rindu ini, dul abdul rahman (DAR) menggunakan pendekatan lokal untuk menggambarkan bagaimana caranya menjaga lingkungan. DAR menjelaskan bagaimana suku Kajang menjaga hutan mereka.
“Masyarakat boleh menebang pohon di hutan tetapi harus ada izin dan pertimbangan dari Ammatoa dulu karena hutan dan pohon terkait pasang (peraturan adat). Pertimbangan dari Ammatoa mencakup jumlah, ukuran, tujuan penggunaan serta jenis kayu yang akan diambil. Masyarakat yang menebang pohon harus menggantinya, setiap penebangan satu pohon harus diganti dengan menanam dua pohon yang sejenis di lokasi yang ditentukan oleh Ammatoa. Masyarakat yang sudah diberi izin menebang pohon diawasi oleh orang-orang kepercayaan Ammatoa. Tetapi ada kawasan hutan yang tidak boleh ditebang pohonnya sama sekali yaitu borong karamaya,(hutan keramat)” (Pohon-Pohon Rindu, 194)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar